AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides L.) SEBAGAI MEDIA FITOREMIDIASI TANAH YANG TERCEMAR MERKURI (Hg²+)
A.
Latar
Belakang Masalah
Tanah merupakan salah
satu komponen paling penting dalam kehidupan. Tanah merupakan sumber kekayaan
bagi manusia, kehidupan di bumi ini juga sangat bergantung pada tanah. Makanan
yang selama ini kita konsumsi memerlukan tanah untuk hidup. Selain tempat
tumbuhnya tumbuhan dan tempat berpijaknya manusia dan hewan, semua bahan yang
kita perlukan dalam memenuhi kebutuhan dapat diperoleh dari tanah.
Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di
kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat
gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya
akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh
tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa
memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah
tersebut.
Seiring dengan meningkatnya angka pertumbuhan manusia,
jumlah sampah yang dihasilkan pun kian bertambah. Hal ini dapat dilihat pada
lahan pembuangan sampah yang sudah tidak mampu menampung sampah-sampah
tersebut. Biasanya bila sebuah tempat pembuangan sampah sudah penuh akan
dilakukan penutupan operasi pembuangan sampah dengan tidak serta membebaskan
lahan setempat dari pencemaran. Dan biasanya bekas lahan TPA tersebut belum
bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Lantaran berbagai logam beratnya cukup
tinggi, tanaman sulit tumbuh. Kandungan logam berat yang utama misalnya merkuri
(Hg²+) yang bersumber dari buangan industry dan sebagian dari
buangan rumah tangga, seperti baterai, dan lain-lain. Pencemar tempat
pembuangan sampah terkandu
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam proposal ini adalah:
1. Apa
definisi pencemaran tanah?
2. Apa
saja sumber pencemaran tanah?
3. Apa
yang dimaksud dengan merkuri ?
4. Apa
peranan tanaman akar wangi (Vetiveria
zizanioides L.)dalam
fitoremidiasi tanah yang tercemar merkuri?
C.
Tujuan
Penelitian Proposal
Adapun tujuan penulis
menyusun proposal ini yaitu untuk
mengetahui :
1. Untuk
mengetahui definisi pencemaran tanah;
2. Untuk
mengetahui sumber-sumber pencemar tanah;
3. Mengetahui
apa yang dimaksud merkuri
4. Untuk
mengetahui peranan tanaman akar wangi (Vetiveria
zizanioides L.)
dalam fitoremidiasi tanah yang tercemar merkuri
D.
Manfaat
Penulisan Proposal
Adapun manfaat yang
dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis
a. Melatih kemampuan penulis untuk memecahkan masalah
yakni pencemaran tanah yang disebabkan oleh kontaminasi merkuri.
b. Mengukur
sejauh mana manfaat tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides L.)
dalam fitoremidiasi tanah yang terkontaminasi merkuri.
2.
Bagi
masyarakat
Memberikan solusi yang
tepat untuk mengatasi pencemaran tanah
yang di akibatkan oleh merkuri. Dan memberikan solusi bagi tanah yang
tercemar agar dapat dipergunakan kembali sesuai dengan peruntukannya.
E.
Tinjauan
Pustaka
1.
Definisi
Pencemaran Tanah
Menurut Peraturan
Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk
produksi biomassa. “Tanah adalah salah komponen lahan berupa lapisan teratas
kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik yang mempunyai
sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan makhluk hidup yang lainnya”. Tetapi akibat kegiatan manusia, banyak
terjadi kerusakan tanah.
Di dalam PP No. 150
tahun 2000 disebutkan bahwa “Kerusakan/ pencemaran tanah adalah berubahnya
sifat dasar tanah yang melampaui kriteria tanah”. Pencemaran tanah adalah
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah
alami.
Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan
kriteria pencemaran. Kriteria pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk)
terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Kriteria
pencemaran tanah meliputi kriteria fisik, kriteria kimia, dan kriteria
biologi.
a.
Kriteria
Fisik
Kriteria fisik meliputi pengukuran tentang warna, bau, suhu,
dan radioaktivitas.
b.
Kriteria
Kimia
Kriteria kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH,
keasaman, kadar logam, dan merkuri. Sebagai contoh berikut disajikan pengukuran
pH air yang terkandung dalam tanah, kadar CO2, dan oksigen terlarut.Pencemaran
tanah dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut.
c. Parameter Biologi
Di tanah terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme
yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan
tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Tanah yang
mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut belum mengalami pencemaran.
Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan
bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun spesies
hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat
dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan
petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.
Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada
indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dan mengenai tanah dapat
mengatur pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang
berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu
menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup
yang menghuni ekosistem air dalam tanah secara terus menerus. Disitu terdapat
hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat
dijadikan indikator biologis.
2.
Sumber
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah biasanya
diakibatkan oleh berbagai hal misalnya:
a.
Kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas
komersial; penggunaan pestisida;
b.
Masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan;
c.
Kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Pencemaran Tanah mempunyai hubungan yang erat baik dengan
pencemaran udara maupun dengan pencemaran air. Bahan Pencemar yang terdapat di
udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga menimbulkan
pencemaran tanah. Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air
sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan
dapat menyebabkan Pencemaran Tanah.
a. Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan
pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber
pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh
gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan
pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya
tercemari zat radioaktif, merkuri dalam limbah industri, sampah rumah tangga,
limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah
daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan
tanah yang tercemar tersebut.
Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar
tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari :
1) Sampah rumah tangga, sampah pasar
dan sampah rumah sakit.
2) Gunung berapi yang meletus/kendaraan
bermotor
3) Limbah industri.
4) Limbah reaktor atom/PLTN.
5) Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari
sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:
1) Senyawa organik yang dapat membusuk
karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun,
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
2) Senyawa organik dan senyawa
anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti
plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah
menjadi kurang subur.
3) Pencemar Udara berupa gas yang larut
dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan
SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan
tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
4) Pencemar berupa logam-merkuri yang
dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
5) Zat radioaktif yang dihasilkan dari
PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan
zat radioaktif.
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau
masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
3.
Dampak
dari pencemaran tanah yang diakibatkan oleh kontaminasi merkuri
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran
tanah, diantaranya:
a.
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan
tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan
populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan
bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada
anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada
seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena
pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan
hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.
Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan
ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak
kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan
ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada
dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
b.
Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak
terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.
Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme
endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai
makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah
tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing
yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida
atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT
pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian
anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di
mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan
pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan
kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
4.
Penanggulangan
Pencemaran Tanah
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi
dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ
(atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan
instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan
rumit.
b.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
c. Fitoremidiasi
Fitoremidiasi merupakan upaya penggunaan tanaman dan
bagian-bagiannya untuk dekontaminasi limbah dan masalah-masalah pencemaran
tanah. Teknik fitoremidiasi didefinisikan sebagai teknologi pembersihan,
penghilangan atau pengurangan zat pencemar dalam tanah atau air dengan
menggunakan bantuan tanaman.
5.
Peranan
tanaman akar wangi (Vetiveria
zizanioides L.) dalam fitoremidiasi
tanah yang tercemar merkuri
Akar wangi (V.
zizanioides L. atau Andropogon murica) merupakan tanaman perennial
berbentuk rumpun dengan perakaran yang rimbun dan tumbuh lurus ke dalam tanah,
termasuk golongan rumput dengan tinggi 0.5-1.5 m. Tanaman akar wangi tahan
terhadap merkuri, salinitas dan dapat tumbuh pada pH antara 3–11.5 sehingga
dapat digunakan untuk merehabilitasi kondisi fisik dan kimia tanah yang rusak.
Pemanfaatan tanaman ini
ini cocok untuk stabilisasi, rehabilitasi dan reklamasi tanah sulfat masam dan
yang terkontaminasi merkuri. Tanaman V. zizanioides L memiliki kemampuan
ekonomi dan ekologi, yaitu menghasilkan minyak esensial mudah menguap yang
disuling dari akar dan sudah digunakan oleh lebih dari 70 negara (Akhila dan
Rani, 2002) serta mmpunyai sifat konservasi, seperti tinggi sampai dengan 2m,
tanaman kuat padat karena sistem perakaran akar vertikal >3m, berguna dalam
pengendalian erosi tanah. Di Indonesia, tanaman tersebut diambil akarnya, untuk
produksi akar ditanam pada tanah berpasir atau gembur agar akar dapat dengan
mudah ditarik.
Perakarannya yang
rimbun, maka dapat digunakan sebagai penahan erosi. Akarnya menghasilkan minyak
esensial fiksatif yang digunakan sebagai bahan untuk sabun, kosmetik dan
parfum. Akar juga digunakan untuk keranjang, tikar, kipas angin, layar, tenda,
kantong sachet, dan kerajinan anyaman lainnya. Rumput vetiveira ditanam
sebagai tanaman pagar, digunakan untuk penanaman kontur, seperti pengendalian
erosi di perbatasan dan jalan-jalan, untuk reklamasi tanah, pengendalian banjir
dan produksi biomassa. Temperatur yang dapat menyebabkan tanaman ini mati
berkisar antara -15° C hingga -20°C. Akar siap untuk dipanen setelah 12-24
bulan. V. zizanioides adalah tanaman asli dari India dan Sri Lanka,
tumbuh pada ketinggian antara 600 m-2500 m dari permukaan laut, membutuhkan
iklim panas dan lembab. Penemuan penggunaan rumput V. zizanioides untuk
fitoremediasi pada daerah yang terkontaminasi dapat digunakan untuk remediasi
tanah tercemar yang ramah lingkungan. Di Australia telah berhasil digunakan
untuk menstabilkan pertambangan yang sangat salin, sodik, atau tailing dari
tambang batubara dan emas.
Rumput V.
zizanioides baik xerophyte atau tumbuhan air tidak terpengaruh oleh kekeringan
atau banjir (Greenfield, 1988). Tanaman ini sangat toleran terhadap kekeringan
dan banjir, embun beku, panas, pH tanah yang ekstrim, toksisitas Al dan Mn,
serta sangat toleran untuk berbagai macam logam seperti As, Cd, Cu, Cr, dan Ni.
F.
Hipotesis
Pencemaran tanah bekas TPA yang
disebabkan oleh merkuri (Hg) yang bersumber dari sampah batu baterai, thermometer
akan menyebabkan kandungan merkuri dalam tanah bekas TPA meningkat. Hal ini
memungkinkan masyarakat disekitar akan mendapatkan dampak negatif dari keadaan
tersebut seperti terganggu nya kerja enzim dalam tubuh sehingga tidak mampu
bertindak sebagai kasalisator , bahkan jika merkuri dalam tubuh lebih dari 0,01
mg mampu menyebabkna kematian pada manusia. selain itu merkuri mampu terakumulasi
di lingkungan dan dapat meracuni hewan,tumbuhan dan mikroorganisme. Oleh karena
itu kelompok kami mencoba menanam tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides L.)
untuk menyerap kandungan merkuri dalam tanah. Tanaman akar wangi dapat
tumbuh subur di tempat yang tidak menguntungkan itu mampu mengindikasikan jika
tanah tersebut mengandung banyak merkuri. Maka setelah tanah sudah dirasa
berkurang kandungan merkuri nya maka tanaman lain dapat di tanam di tanah yang
sebelumnya tercemar.
G.
Metodologi
Pelaksanaan Program
Pada percobaan fitoremidiasi dengan media tanaman akar wangi
(Vetiveria zizanioides L.) pada tanah yang
tercemar merkuri.
1.
Objek Percobaan
Sebagai objek percobaan ini adalah tanaman akar wangi
(Vetiveria zizanioides L.) sebagai media fitoremidiasi pada tanah yang tercemar merkuri.
2.
Alat dan Bahan Percobaan
a. Alat :
Polybag
Sendok semen
Cangkul
b. Bahan :
Bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1) Tanaman akar wangi
(Vetiveria zizanioides L.) berukuran sedang
2) Tanaman cabai berukuran sedang
3) kompos
4) tanah yang tercemar merkuri
3.
Prosedur Kerja
Fitoremidiasi menggunakan tanaman akar wangi ini
dapat dilakukan ditempat maupun dipindahkan dalam polybag.
a. Campurkan 90%
tanah tercemar dengan 10% kompos organik
b. Lakukan penanaman akar wangi dan
tanaman cabai sebagai tanaman pengontrol pada campuran antara tanah tercemar
dan kompos
c. Amati perbandingan antara tanaman
akar wangi dan cabai selama 7 hari sekali selama 28 hari
H.
Pembahasan Penelitian
Dari hasil pengujian yang telah kami lakukan dihasilkan data sebagai
berikut:
Tabel 1. Indikasi
berkurangnya merkuri di tanah bekas TPS
Minggu ke
|
Akar wangi
|
Sawi
|
0
|
15 cm
|
6 cm
|
1
|
23 cm
|
8,3 cm
|
2
|
31 cm
|
10 cm
|
Total pertumbuhan
|
16 cm
|
4 cm
|
Dari hasil percobaan kami menyimpulkan
bahwa tanaman akar wangi bertumbuh lebih cepat dibandingkan tanaman
sawi.pada minggu ke 1 tanaman akar wangi
tumbuh setinggi 8 cm,sedangkan sawi tumbuh setinggi 2,3 cm. lalu pada minggu ke
2 tanaman akar wangi tumbuh setinggi 8 cm sedangkan tanaman sawi tumbuh 1,7 cm
dan terdapat daun yang menguning pada minggu ke 2. hal ini menunjukan bahwa
tanah bekas TPS mengandung merkuri karena tanaman akar wangi mampu tumbuh
dengan baik,ini karena sifat dari akar wangi yang toleran terhadap logam berat
termasuk merkuri lain hal nya dengan sawi yang pertumbuhannya lambat,daun
menguning dan daunnya juga terkesan kecil. Pada perrcobaan kali ini kelompok
kami menggunakan tanah tercemar dari bekas TPS di daerah BKR dicampur dengan
kompos dengan perbandingan 9:1 .
Untuk pengukuran merkuri dalam tanah
yang lebih relevan digunakan merkurimeter. Pada percobaan ini kita hanya
menggunkan indikasi adanya merkuri dengan tanaman yang mampu hidup di tanah
yang mengandung merkuri.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain:
1.
Tanaman akar wangi adalah salah satu tanaman yang
toleran terhadap merkuri
2.
Tanaman akar wangi terbukti bisa tumbuh dalam media
tanah yang tercemar merkuri.
3.
Tanaman pembanding yakni tanaman sawi terbukti kurang
dapat beradaptasi dengan media tanah yang tercemar merkuri
4.
Pertumbuhan akar wangi selama 2 minggu adalah 16 cm
5.
Pertumbuhan sawi selama 2 minggu adalah 4 cm
6.
Hasil yang maksimal akan diperoleh setelah 4 minggu
penanaman akar wangi
7.
Tanah yang sudah bebas dari logam berat merkuri dapat
ditanami kembali oleh tanaman lain
B.
Saran
1.
Sebelum
melakukan percobaan ini sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pengujian kadar
merkuri dalam tanah menggunakan merkurimeter.
2. Akar wangi yang digunakan sebaiknya
dalam jumlah yang banyak.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal penanaman
akar wangi minimal selama 4 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar